Saat Ramadhan Mulai Berkemas, Bagaimana Anda (Bagian 4)
Penulis : Ustaz Afifi Abdul Wadud, B.A. hafizhahullah
4. BUAH TARBIYAH RAMADHAN SUDAHKAH ANDA RASAKAN? |
Sungguh ramadlan ibarat madrasah, dengan guru yang handal dan professional yang siap mencetak alumni-alumni tangguh seandainya murid dengan cerdas menangkap segala pesan tarbiyahnya.. Bukankah kita dihadapkan dengan pemandangan kaum muslimin di bulan ini dengan pemandangan yang luar biasa..masjid-masjid penuh dengan pemakmurnya, mushaf-mushaf dibuka saling berlomba untuk mengkhatamkannya, siang hari mereka tahan segala resiko lapar dan haus karena Allah semata, malam harinya berbondong-bondong menghadiri ritual shalat tarawih, tekun menyimak segala ceramah kajian, sebagian menjadi sangat dermawan dengan shadaqah dan pemberian ta’jil dan iftharnya..ringkasnya pemandangan yang masyaallah…
# TAQWA ,TUJUAN UMUM IBADAH
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa” (QS al-Baqarah:183).
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,.” (QS. al-Baqarah : 21)
Taqwa membuahkan dua bentuk mu’amalah husnul khuluq :
Husnul khuluq meliputi berakhlaq mulia kepada Allah dan berakhlaq mulia kepada hamba-hamba Allah.
# DIANTARA RINCIAN MADRASAH RAMADHAN
Sungguh ramadhan telah memberikan pendidikan luar biasa bagi seorang hamba sehingga benar-benar menjadi hamba yang bertaqwa,inilah diantara pendidikan dari madrasah ramadhan:
1. PENDIDIKAN IKHLAS
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam:
من صام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala hanya dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Puasa telah mendidik pelakunya untuk selalu mengikhlaskan niatnya semata karena Allah. Puasa yang ditegakan karena iman dan hanya semata mengharapkan segala balasannya karena Allah akan berbuah ampunan Allah.
2. PENDIDIKAN ITTIBA’
لاَيَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
“Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama menyegerakan bebuka” (Hadits Riwayat Bukhari 4/173 dan Muslim 1093)
لاَيَزَالُ أُمَّتِي عَلَى سُنَّتِيْ مَالَمْ تَنْتَظِرْ بِفِطْرِ هَا النُّجُوْمَ
“Umatku akan senantiasa dalam sunnahku selama mereka tidak menunggu bintang ketika berbuka (puasa)” (Hadits Riwayat Ibnu Hibban (891) dengan sanad Shahih)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
لاَيَزَالُ الدِّيْنُ ظَاهِرًا مَا عَجَّلَ النَّاسُ الْفِطْرَ، لِأَنَّ الْيَهُوْدَ وَ النَّصَارَى يُؤَخِرُوْنَ
“Agama ini akan senantiasa menang selama manusia menyegerakan berbuka [2], karena orang-orang Yahudi dan Nasrani mengakhirkannya” [Hadits Riwayat Abu Dawud 2/305, Ibnu Hibban 223, sanadnya Hasan]
MENGAPA KITA HARUS BER-ITTIBA’
- Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah wajib.
- Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah termasuk iman.
- It-tiba’ adalah kelaziman cinta rasul.
- Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan syarat diterimanya amal.
- Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan sebab mendapat kecintaan Allah dan RasulNya.
- Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan salah satu sebab dihapusnya dosa-dosa kita.
- Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan sebab mendapatkan petunjuk, hidayah.
- Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi sebab bagi kita mendapatkan rahmat dari Allah.
- Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan membawa kepada keselamatan dunia dan akhirat.
- Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan membuat hati kita hidup. Allah berfirman :
- Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan mendatangkan keridhaan dari Allah.
- Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan membawa pertolongan, kemenangan.
- Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memasukkan seorang hamba ke dalam surga.
Sedangkan orang yang tidak ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau orang-orang yang berbuat bid’ah, maka dia :
Telah berbuat maksiat kepada Allah.
Tidak diterima amalnya.
Tidak sempurna imannya.
Berada dalam kesesatan yang nyata.
Akan ditimpa fitnah.
Akan ditimpa kehinaan, kerendahan.
Akan mendapat kerugian di dunia dan akhirat.
Akan mendapatkan kebinasaan.
Hatinya sakit.
Mendapat kemurkaan Allah.
Akan ditimpakan adzab yang menghinakan.
# PENGHALANG ITTIBA’
1. Kebodohan Terhadap Ajaran Agama
2 Mengikuti Hawa Nafsu
3 Duduk Bersama Ahlul Bid’ah Dan Maksiat
4 Mendahulukan Pendapat Nenek Moyang Dan Para Tokoh Di Atas Dalil
5 Mendahulukan Akal Di Atas Dalil Yang Shahih
6 Bergantung Kepada Perkara Syubhat
7 Diamnya Para Ulama
8 Bersandar pada Nash-Nash Yang Lemah Dan Palsu
3. PENDIDIKAN BERSEGERA DALAM BERAMAL,…
Ikhwati fillah,..ayyamam ma’dudat,..itulah kalimat tentang kewajiban puasa yang hanya dalam hitungan beberapa hari,seakan kalimat ini memberikan kesan …wahai mereka yang sangat bersemangat dalam kebaikan, ketauhilah hari-hari ramadlan yang penuh kebaikan sangat terbatas waktunya, jangan disia-siakan keberadaanya, jangan terlambat meraup keuntungannya hingga anda menyesal tanpa guna.
MENGAPA HARUS SEGERA BERAMAL?
Beramal shalih dengan segera merupakan perintah Allah ta’ala
Amal shalih menyebabkan pelakunya berada ditaman surga dunia dan surga akherat
Sebaliknya… ditinggalkanya amal sholih pangkal kesengsaraan hidup dan kerugian yang hakiki
Menyibukan dengan amal sholih penjaga dari kebinasaan akibat dahsyatnya fitnah
Karena dunia adalah kampung beramal bukan tempat kita panen pahala
Karena Kematian datang secara mendadak dan tidak ada keinginan lain di saat kedatangan kematian kecuali minta ditangguhkan umurnya agar berkesempatan beramal shalih
Sungguh Allah tidak akan pernah menyamakan antara pelaku amal shalih dengan pelaku kejahatan
Dengan amal shalih inilah kejayaan umat akan dicapai,sebaliknya ditinggalkanya amal akan mengantarkan umat ke lembah kehinaan dalam cengkeraman musuh
4. PENDIDIKAN MURAQABAH DAN TAQWA
Allah berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 183-184)
Kaum muslimin..Tengoklah kisah-kisah mereka yang telah tertanam sifat meraqabah ini:
Tragedi Yusuf dengan Zulaikha, perhatikanlah bagaimana keteguhan Yusuf menolak ajakan maut Zulaikha,
Ibu penjual susu dengan anaknya, perhatikan bagaimana anak sang penjual susu merasa dalam pengawasan Allah sehingga walau Amirul mukminin Umar tidak melihat pasti Rabbnya Umar melihat
Pemuda badui hidung belang ketika menggoda gadis bermartabat, perhatikan bagaimana si gadis menolak ajakannya karena Rabbnya bintang pasti melihat walau malam itu tak seorangpun melihatnya.
Penggembala kambing dengan khalifah Umar yang sedang mengujinya, perhatikan bagaimana jawaban sang budak …”lalu dimana Allah”, telah menggetarkan hati sang khalifah hingga meneteskan air mata
Kisah tiga orang yang terjebak di dalam gua
Muraqabah seorang istri yang ditinggal lama suaminya
Kisah imam ahmad tidak membatalkan niatnya bertemu Abdur razaq ash-shan’any
Tujuh golongan yang dilindungi Allah,semua kisahnya menunjukan amalan orang yang memiliki luraqabah
Kisah pengharaman khamar dll
5. PENDIDIKAN PERSATUAN
الصَّوْمُ يَوْمَ يَصُوْمُ النَّاسُ وَالْفِطْرُ يَوْمَ يُفْطِرُ النَّاسُ
Puasa itu hari manusia berpuasa dan hari raya itu hari manusia berhari raya. (HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh al-Albani rahimahullah)
Syaikh al-Albani berkata: “Inilah yang sesuai dengan syari’at yang mulia ini, yang bertujuan untuk menyatukan barisan kaum muslimin dan menjauhkan mereka dari perpecahan. Syari’at tidak menganggap pendapat pribadi -sekalipun dalam pandangannya benar- dalam ibadah jama’iyyah seperti puasa, hari raya dan sholat jama’ah”.
Sungguh persatuan umat ini diajarkan dalam banyak ajaran iabadah seperti shalat bagaimana berjama’ah dan termasuk diantaranya adalah dalam ibadah puasa ramadhan,dimana umat dituntut kebersamaanya bersama pemimpinya dalam menetukan awal dan akhir ramadhan,sayang sebagian umat ini kerang memahami dan bahkan cenderung selalu menyelisihi.
ISLAM MENGAJARKAN PERSATUAN HAKIKI
Adapun dalil wajibnya kita bersatu, tidak boleh berpecah-belah dan bergolong-golongan.
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. ( QS. Ali Imran : 103 )
Dari penjelasan para ulama , dapat diambil beberapa perkara penting berkaitan dengan masalah persatuan.
Pertama. kaidah dan landasan penting tentang persatuan yang benar. Yaitu: persatuan di atas kalimat yang haq dan berserah diri terhadap perintah Allah. Dengan demikian, asas persatuan ialah tauhid dan Sunnah.
Kedua. persatuan yang haq, ialah dengan mengikuti apa-apa yang ada pada Nabi dan para sahabat beliau. Membangun persatuan, yaitu dengan mengikuti Al Kitab dan As Sunnah berdasarkan pemahaman para sahabat, kemudian menolak bid’ah.
Berikut diantara langkah menuju persatuan umat Islam yang didambakan.
Pertama. Memutuskan Perkara Dengan Al Kitab dan As Sunnah.
Kedua. Menetapi jalan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan meninggalkan seluruh bid’ah agama;
Ketiga. Ikhlas dan memurnikan mutaba’ah.
Keempat. Menuntut ilmu syar’i dan mendalami agama dari ahlinya.
Perpecahan tidak diajarkan Islam,tapi perpecahan sebuah kepastian yang mesti terjadi,dan semua kejadian disertai sebab-sebabnya,diantara sebab-sebab munculnya perpecahan dalam rangkuman para ulama diantaranya
Tipu daya dan konspirasi musuh-musuh Islam,
Kebodohan terhadap agama,
Ketidak beresan dalam manhaj menerima ilmu agama (talaqqi).
Kezhaliman dan kedengkian diantara mereka sehingga mereka saling bunuh dan berpecah belah.
Kebid’ahan dalam agama.
Sikap ekstrim dalam agama.
Meniru dan mengekor kepada umat-umat terdahulu,
6. PENDIDIKAN SEMANGAT KEMBALI KEPADA AL-QUR’AN
Allah berfirman (yang artinya), “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al-Baqarah : 185)
Sungguh jauhnya umat ini dari al-qur’an adalah sebab kehinaan,dan tidak makan akan terangkat kehinaan kecuali jika kembali kepada ajaran agamanya,yaitu kembali kepada ajaran al-qur’an.
DAN INILAH KEWAJIBAN KITA TERHADAP AL-QUR’AN
Ketahuilah,kita punya kewajiban terhadap al-qur’an:
1. Membaca dengan sebenarnya yaitu membaca hurufnya,disertai pemahaman yang benar untuk diamalkan
2. Mentadaburi al-qur’an dalam rangka mengambil manfaat maksimal dari pelajarannya.
3. Berakhlaq dengan akhlaq al-qur’an. karena nabi berakhlaq dengannya…
4. Menjadikan al-qur’an tempat mengembalikan segala permasalahan kita
JANGAN MENJADI ORANG YANG DIKELUHKAN RASUL
Allah berfirman (yang artinya), “Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan”.. (QS. AL-FURQAN:30)
Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah berkata di dalam kitab Al Fawaid (hal.82):
“Faidah: Hajrul (tidak mengacuhkan) Al Qur`an ada beberapa macam.
Pertama: Tidak mau menyimaknya, beriman kepadanya, dan memperdulikannya. Kedua: Tidak mengamalkannya dan mematuhi perkara halal dan haramnya meskipun dia membacanya dan beriman kepadanya.
Ketiga: Tidak menjadikannya sebagai sumber hukum dan tidak berhukum kepadanya dalam perkara-perkara pokok agama dan cabang-cabangnya.
Keempat: Tidak merenungkan dan memahami maknanya.
Kelima: Tidak mencari kesembuhan dan berobat dengannya untuk mengobati segala penyakit dan racun hati.” Selesai penukilan kalam beliau dengan perubahan seperlunya.
7. PENDIDIKAN TERSEBARNYA KASIH SAYANG DIANTARA MANUSIA
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau bersabda:
من فطَّر صائماً، كان له مثلُ أجره، غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئاً
“Siapa yang memberi berbuka orang puasa, baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi dari pahalanya sedikitpun.” (HR. Ahmad, al-Tirmidzi, Nasai, dan dishahihkan al-Albani)
Inilah pelajaran yang memaksa umat ini untuk bisa berbagi rasa dengan orang lain terlebih yang miskin bagaimana yang hari-harinya sering diwarnai dengan kelaparan lalu betapa nikmatnya kembali makan setelah lapar dasn sangat dianjurkan memberi orang lain,dan inilah wujud kasih sayang terhadap sesama.
INILAH KELEMBUTAN NABI YANG MULIA
Nabi adalah rahmat yang Allah hadiahkan untuk umat ini.Sebagaimana Allah Ar-rafieq dzat maha lembut dan Allah mencintai kelembutan,nabi-Nya pun orang yang pertama kali berhias dengan sifat ini.
ان الله رفيق يحب الرفق في كل امر
Sesungguhnya Alloh adalah Dzat Yang Maha Lembut dan mencintai kelembutan dalam setiap perkara (HR Bukhori Muslim)
Berikut contoh-contoh sifat lemah lembut Rasul dalam beberapa hal :
- Lembut terhadap istri/keluarga
- Lembut terhadap pembantu
- Lembut terhadap anak-anak
- Lembut terhadap orang jahil/belum paham islam
- Lembut terhadap orang yang meminta-minta
- Lembut ketika amar ma’ruf nahi munkar
- Lembut terhadap orang kafir yang memusuhi kita
- Kelembutan nabi terhadap yang berbuat kasar
- Lembut terhadap orang ahli maksiat
- Lembut terhadap kesabaran dan kesusahan
8. PENDIDIKAN AKHLAQ MULIA
(( مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ في أنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ )) رواه البخاري
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak membutuhkan dia meniggalkan makan dan minum.”(HR.Al-Bukhari)
« رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ ».
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi bagian atau balasan dari puasanya adalah lapar dan haus saja, dan betapa banyak orang yang shalat malam (tarawih) tetapi bagian atau balasan dari shalatnya hanyalah capai dan kantuk saja” (HR.Ibnu Majah, ad-Darimi, Ahmad, al-Baihaqi dengan sanad shahih)
Inilah pendidkan puasa,jangan ngomong kotor, berbuat rusak dan jahil, agar puasa berpahala.
Sungguh akhlaq dalam islam memiliki kedudukan yang sangat besar.
Keutamaan akhlaq mulia
Akhlaq yang mulya sungguh memiliki banyak keutamaan dalam islam, diantaranya:
1. Orang yang paling dekat dengan Nabi di hari kiamat
2. Akhlaq yang mulya jalan meraih surga
3. Akhlak yang mulia membawa kita menuju surga yg paling tinggi.
4. Pemberat timbangan amal
5. Menjadi orang terbaik
6. Tanda sempurnya iman
7. Akhlak yang mulia merupakan sebab mendapatkan cinta ALLAH subhanahu wata’ala.
8. Akhlaq mulya pemberian Allah yang paling berharga
9. Pengangkat derajat
Bersambung insya Allah…
# Sumber : Seorang penimba ilmu hafizhahullah